play deeeh !

Senin, 01 Agustus 2011

Love 1/2 Mati

“Mit, gue udah bosen pacaran sama Rio,” curhat Dara kepada sahabatnya, Mita.“kenapa? Padahal banyak cewek yang ngebet sama dia. Lo yang udah berhasil naklukin hatinya malah mau minta putus. Aneh lo!”
“abis dia udah ga asik lagi sih! Nggak kaya pas awal-awal kami pacaran.”
“tapi dia kan cinta banget sama lo, Dar! Ngga kasian apa lo sama dia?”
“cinta itu ga butuh dikasihani, tapi butuh kerelaan. Dan gue sekarang sudah ga rela kalo hati gue masih terikat sama dia.”
“ya, terserah lo lah! Gue ga bias maksain lo buat ngambil keputusan.”
Dara sejenak berpikir, “Mit, gue samperin Rio dulu, ya!”
“mau lo putusin?”
Dara hanya mengangguk dengan sombongnya.
Dara pun menghampiri Rio yang sedang ngobrol dengan teman-temannya di kentin kampus.
“Yo!” celetuk Dara.
“eh Dara! Ada apa?” tumben kamu nyamperin aku?”
“aku mau ngomong sama kamu.”
“oh, yaudah.” Dara dan Rio pun menjauh dari teman-teman Rio.
“kamu mau ngomong apa, Dar?”
“Yo, kayaknya kita udah ga cocok lagi deh. Aku ngerasa biasa aja kalo deket kamu.”
“maksud kamu?”
“aku mau kita mengakhiri hubungan kita. Aku ngga mau pacaran dengan keterpaksaan.”
“tapi aku kan nggak pernah maksa kamu!”
“tapi hatiku terpaksa, Yo!”
“Dar, aku sayang sama kamu. Tapi kalo ini mau kamu, aku ngga bisa maksa.”
Itulah jawaban yang diinginkan Dara, Rio melepasnya dengan penuh keikhlasan tanpa paksaan.
Mereka pun kini resmi putus. Dara meninggalkan Rio yang masih tampak shock.

==========0o0==========

“Dar, lo jadi putus ya sama Rio?”
Dara mengangguk bangga, “iya, tau dari mana lo?”
“sekarang cewek satu kampus pada sibuk ngejar-ngejar Rio. Ngga sayang apa lo ngelepas cowok seganteng dan sebaik Rio?”
“ngga tuh!” jawab Dara sombong.
Mita hanya terperangah melihat ulah sahabatnya itu.
“eh, Mit! tau ngga, Rio tu kayak ngga rela gitu gue putusin.” Lagi-lagi dara menyombongkan diri.
Mita yang bosan mendengar kesombongan sahabatnya itu pasrah.

==========0o0==========

Seminggu sudah sejak kejadian Dara memutuskan cinta Rio.
Hingga suatu ketika, Dara hendak main ke rumah Mita. Namun ketika ia melewati taman di komplek rumah Mita, ia melihat Mita sedang duduk berdua dengan Rio. Dengan liciknya Dara menguping pembicaraan mereka dibalik sebuah pohon besar yang rindang.
“Mit, Dara kanapa sih mutusin gue?”
“ehmm …  nggak tau juga deh!”
“padahal gue emang mau mutusin dia. Tapi dia lebih dulu mutusin gue, jadi bagus deh gue nggak nyakitin hati dia.”
“lho, kata dia lo kayak nggak rela gitu di putusin sama dia.”
“hah? Ngarang! Gue malah ngerasa lega akhirnya gue bisa lepas dari dia. Asal lo tau aja, Mit, setiap jalan gue harus ngeluarin lebih dari limaratus ribu buat dia belanja.”
Dara yang mendengar percakapan itu gentar, “sial, emang dia siapa? Gue juga udah males sama lo! Iihhh …”
Tak lama kemudin Mita dan Rio pun pergi. Diam-diam Dara mengikuti, “mau kemana sih mereka?”
Mita dan Rio pun berhenti di sebuah danau yang suasananya menenangkan hati yang sedang galau. Dara pun terkejut ketika Rio membawa Mita ke tempat kenangan selama Dara dan Rio masih berpacaran. “ ngapain Rio bawa Mita kesini?”
“lo ngapain bawa gue kesini?” Tanya Mita.
“ini adalah tempat kenangan gue sama Dara.”
“terus?”
Rio nampak tersenyum, spontan mengacak-acak  rambut Mita sembari merangkulnya.
“gue ngajak lo kesini buat nemenin gue manikmati sejuknya udara yang tenang kayak gini.”
“kenapa harus gue yang lo ajak ke sini?”
“karena gue nggak punya cewek lagi.”
“kenapa nggak ngajak temen-temen lo?”
“temen-temen gue nggak bisa ngerasain suasana damai kayak gini. Mereka bisanya Cuma party.”
Mita mengangguk paham.
“lo nggak bosen kan nemenin gue?”
“mana mungkin gue bosen dengan pemandangan yang damai kayak gini?”
Rio tersenyum sambil menatap wajah Mita, “lo beda sama Dara!”
“ya iyalah, gue ya gue. Dara ya Dara.”
“iya sih, tapi gue nyaman sama lo, Mit!”
“apaan sih lo, Yo!”
“Dara nggak bisa ngerasain ketenangan kayak gini, dia selalu aja minta cepat-cepat pulang lah, ngajakin ke mall lah, atau apalah.”
“itu salah satu yang bikin lo nggak nyaman sama Dara?”
Rio menangguk, “Dara nggak punye taste yang sama kayak gue.”
Dara pun semakin gentar dengan apa yang mereka bicarakan. “gue kira lo sahabat gue, Mit! Tapi lo udah nusuk gue dari belakang,
==========0o0==========

“Dar!” sapa Mita.
“nggak usah sok manis lo depan gue! Udah capek gue punya sahabat kayak lo!”
“maksud lo apa sih, Dar?”
“jangan pura-pura nggak tau deh, Mit! Lo kemaren jalan sama Rio kan?”
 “kenapa emangnya? Bukannya lo sekarang mantannya Rio? Kenapa lo sewot?”
 “taga ya lo, Mit! Tega!” Dara langsung meninggalkan Mita.
Dara pergi menuju belakang kampus yang sepi, sehingga ia dapat menyendiri.
“kenapa sih gue? Kenapa gue harus ngerasa cemburu sama Mita? Padahal Rio kan mantan gue? Apa gue belum bisa ngelepasin dia? aarrgghhh …”
Tak lama terdengar suara tapak sepatu mendekat ke arahnya. “Rio!”
“Dara, ngapain lo disini?”
“ggu … gguu .. ggue lagi .. mau sendiri aja!” Dara menjawab tersendat.
“oh, yaudah deh kalo gitu. Bararti gue nggak boleh disini, takut ganggu lo yang lagi mau sendiri.”
“hah? Nggak kok, nggak pa-pa. emang lo suka ke sini ya?”
Rio menangguk, “di sini sepi, nggak banyak orang, dan gue suka.”
“jadi lo suka tempat yang sepi?”
“iya, gue benci keramaian, karena Cuma bisa bikin pusing kepala.”
“kenapa waktu kita masih pacaran lo nggak pernah bilang sama gue?”
Rio tersenyum tak ingin menjawab pertanyaan Dara, ia pun beranjak pergi.
“Yo, tunggu!”
“kenapa?” Rio berbalik badan.
Dara langsung memeluk rubuh Rio, “gue masih sayang sama lo, Yo!”
“sorry, Dar!” Rio melepaskan pelukan Dara dan pergi meninggalkannya.
Dara menangis di tempatnya.

==========0o0==========

Keesokan harinya.
“Dar, parah juga ya sahabat lo!” sapa Ijal teman Rio.
“sahabat gue? Mita? Kenapa dia?”
“jadi lo belum tau?”
Dara menggelengkan kepalanya.
“Rio sama Mita jadian!”
“hah!” Dara tersentak mendengar kabar dari Ijal itu.
Dara pun langsung mencari Mita dan Rio. Sepanjang perjalanan mengelilingi kampus, Dara kerap mendengar bibir gossip yang membicarakan tentang mereka.
Dara pun teringat akan tempat di belakang kampus, tempat favorit Rio. Segeralah Dara ke sana.
Di dapatinya Rio dan sedang mencium kening Mita dengan damainya.
Dara tak kuasa menahan tangis pun pergi, tak ada sapaan yang ia lontarkan.

==========0o0==========

Di tengah perjalanan pulang ke rumah, Dara dengan mobil sedan berwarna pink metallic nya pun berpapasan dengan Rio dan Mita yang sedang berboncengan berdua di atas motor hitam Rio.
“dulu gue yang dibonceng Rio! Sekarang sahabat gue sendiri yang gantiin posisi gue di sana.”
“tersentak Dara membuntuti mereka.
Di sebuah warung pinggir jalan Rio dan Mita berhenti, Rio tampak membeli sesuatu di warung itu dan meninggalkan Mita yang duduk bersandar di motornya. Benak apa yang membuat hati Dara ingin mencelakai sahabatnya yang telah bersamanya selama ini.
Dara pun menancap gas mobilnya secepat kilat dan mengarahkannya tepat ke motor Rio.
Bbbrrraaaakkkk ….
Dara pun bergegas meninggalkan Mita yang terguling bersimbah darah serta kepanikan Rio akannya.
“aduh! Bego … bego … bego …kenapa gue bisa liar kayak gini? Aduuuuhh … gimana nih??”
Segerombolan orang bermotor yang tampaknya menjadi saksi nyata akan kejadian maut itu pun mengejar mobil Dara. Dara yang kalah cepat dicegat oleh salah satu dari kawanan mereka.
Dara tak mampu mengelak lagi, dan jadilah ia dilaporkan ke pihak berwajib.
Nasib sahabatnya dan sang mantannya telah berakhir tragis. Nyawa Mita seketika lenyap dari raganya. Rio yang tk kuasa menahan tangis, dan ia dibuat menjadi gila olehnya.
Dara harus menanggung segala perbuatannya itu di balik jeruji besi. Kenangan indah bersama Mita kini lenyap terpisahkan jarak dan waktu, dan kebahagiaan bersama Rio kini sirna dengan Rio yang juga mendekam dalam rumah sakit jiwa yang selalu menyanyikan lagu buatan Mita.

==========0o0==========

Dara akhirnya bebas setelah setahun mendekam di balik jeruju besi. Ia mengunjungi makam Mita dan mengunjungi Rio di rumah sakit jiwa. Dara sedih melihat nasib Riol yang hingga sekarang belum sembuh juga. Dara kangen banget sama Mita, sama senyum dan tawanya dulu, serta tingkahnya yang terkadang seperti anak kecil.
Kini Dara menyadari bahwa Rio LOVE ½ MATI pada Mita, begitu juga Mita LOVE ½ MATI pada Rio. Sampai Mita membuat sebuah lagu untuk kisah cintanya, KISAH CINTA RIO DAN MITA dalam LOVE ½ MATI.



Hatiku bahagia saat di dekatmu
Jiwaku melayang bersama dirimu
Aku ingin dirimu
Mengapa kau jauh
Aku merindumu
Tak dapat ku hidup
Tanpa senyumanmu
Sayang ku mencintaimu
Cintaku milikmu
Sayang …
Untuk selamanya
Kasih …
Indahnya hidupku
Hanya engkaulah cintaku
By : Ch Pramita

_THE END_
BUAT YANG SUKA BACA, TERUTAMA VIRGINITY JANGAN LUPA BACA CERITANYA N' JOIN BLOG INI